Sabtu, 09 April 2011

#Pertama

Visual Communication Design
State University of Malang 2010
Offering C1 (Sms1) 


Beeeeen!..

Smileeee rek!

Silauuu!..

LOL LOL!

:D :D

Hahaaa..




Visual Communication Design
State University of Malang 2010
Offering C1 (Sms1)

Foto akhir semester 1, sebelum kelas diubah, sebelum pisah, masih awal kuliah, masih rajin sekali, masih hobi nungguin dosen, masih dihati sampai sekarang :* . Ini foto hari terakhir semester 1, yang ga terlupakan haha lebay. Kata orang, yang pertama itu yang tak terlupakan. Yang pertama paling berkesan dan bermakna jugaaaa!. Ahh merindukan kelas seperti duluuuu!!. kangen kelas c1 yang "ori" hehe. LOL!
Filia, Amik, Ama, Alwi, Fikri, Ken, Nevy, Rienda, Naila, Agnes, Denny, Hamzah, Fira, Iwak, Benny, Rizki, Ika, Lisa, Indra, Lintang, Fadly, Ridho, Widi, Inas, Anas, Natus, Rina, Aris, Nurul, Titi, Pramada, Fauzi..

Senin, 04 April 2011

Konsep Retro dalam Aplikasi Desain

Retro menjadi bagian dari trend, dan teks baru untuk menyebutkan sesuatu yang pernah muncul dan muncul kembali. Retro dalam aplikasi kontemporer mengakulturasi unsur lama dengan kebaruan yang berupa gagasan, kemajuan teknologi visualisasi/pencitraan, dan menimbulkan kesan keluar dari paritas, dikemas menjadi satu kesatuan. Contohnya seperti pada iklan-iklan yang disebutkan di atas tadi. Semuanya menampilkan produk baru, figur model iklan masa kini (Inul, Marshanda, Agnes Monica, dll), dengan menggunakan teknologi tercanggih untuk produksinya. Iklan –sebagai wacana teks- menjadi berbeda dari ‘semangat’ teks rujukan. Retro hanya dipakai sebagai pendekatan untuk menampilkan suasana sebagai pembentuk kesan saja.



Di dalam komunikasi visual, iklan merupakan salah satu media pembentuk kesan. Dengan pendekatan visualisasi tertentu impresi yang timbul sengaja dihadirkan untuk mengingatkan khalayak pada fenomena masa lalu. Namun, sesungguhnya impresi nostalgik tersebut lahir karena cuplikan gaya ilustrasi/visualisasi/ikon yang didefinisi ulang dan tidak berhubungan dengan produk yang diiklankannya. Bahkan, seringkali antara produk dengan impresi nuansa retro tidak berhubungan; kedua unsur tersebut bersatu dan berbaur untuk menghasilkan sesuatu yang baru, aplikatif, dan menjadi bagian dari kebudayaan kontemporer.

Aplikasinya pada Desain?
Perubahan desain seiring dengan dinamika pola pikir masyarakat, trend, mode, dan kebudayaan. Makna revisibilitas pada desain serupa dengan ilmu-ilmu empirik. Mengingat fleksibilitas dan relativitas pada desain yang lebih ‘bebas’ di banding ilmu pasti, maka revisibilitasnyapun lebih tinggi.
Dalam aplikasi desain, banyak ditemui model perancangan memakai pengulangan sesuatu yang pernah ada. Semenjak semangat renaissance -yang mengembalikan kejayaan Romawi , manusia mendefinisikan ulang konsep-konsep retro menjadi beragam aplikasi, dengan motif tertentu yang bersifat transformatif. Klasisisme menjadi salah satu aplikasi retro yang cukup penting, menjadikannya model dan menciptakan semangat.



Dalam kaitan menghadirkan romantisme kejayaan masa lalu, PSSI menggunakan kembali desain kostum kesebelasan nasional era tahun 50 sampai 60-an di mana kejayaan sepakbola masih menjadi milik Indonesia. Namun ironisnya, para pemain sekarang yang rata-rata berusia muda (kelahiran tahun 1980-an), kurang menjiwai semangat kejayaan tersebut sehingga unsur retro sebagai ikon menghadirkan romantisme kejayaan persepakbolaan Indonesia menjadi kurang efektif. Pada retro, unsur-unsur lama menjadi referensi (menciptakan berdasarkan model terdahulu), atau re-evaluasi (memberi nilai baru), atau restorasi (mengembalikan/pemulihan), atau retrofleksi (keadaan membengkok ke arah belakang) atau berkembang menjadi retrogesif (bersifat mundur;bertambah buruk), atau bahkan deformasi. Retro menjadi semacam gerakan romantik dan menjadi katarsis dalam proses menghasilkan suatu karya desain.

Dalam kaitan gerakan revival, retro menjadi semangat untuk mengembalikan makna agar desain memperoleh kembali ekslusivitasnya. Hal ini nampak dalam gerakan Art & Craft dan Art Nouveau, yang menempatkan retro sebagai katarsis emosi kreatif seniman. Dalam gerakan Bauhaus, retro dipakai sebagai reinterpretasi seni ekspresionisme namun ditransformasikan kedalam pendekatan rasional. 19) Pendekatan yang seolah kontradiktif tersebut, karena wacana seni ekspresionisme yang mempunyai subyektivitas tinggi, dipakai sebagai ‘standard of excellence’ nilai estetika dan fungsionalis yang abadi dan universal. Proses yang kontradiktif ini mungkin saja terjadi karena adanya asimilasi kebutuhan antara desainer dengan penikmat/pengguna desain.



Retro dalam konsep menambah gaya/menggayakan muncul dalam Art Deco, yang merupakan gerakan era akhir modern yang memvisualkan simbol-simbol kemajuan jaman dengan ornamen dekoratif yang digayakan. Art Deco menggunakan retro gaya Cubism, Fauvism, Gaya Mesir dan Indian Aztec. Estetika Art Deco adalah modernistik yaitu perpaduan antara bentuk baru yang disederhanakan dengan kecenderungan dekoratif lama. Art Deco dikritik sebagai gerakan tanpa ideologi, berisi kebebasan, anarkis, dan suasana karnaval. Kritikan tersebut terjadi mengingat gaya ini timbul pada masa modern akhir, dimana terjadi pendekonstruksian teks dan konsep makna penanda. Pemaknaan retro model begini dianggap merupakan retrogresif (bersifat kemunduran) karena kriteria yang dipakai untuk mengkritisi memakai konsep form follow meaning. Apabila menggunakan konsep berorientasi pada konsumen tentu berbeda, sebab Art Deco adalah memenuhi fantasi futuristik konsumen.

Retro pada Pop Art mengambil unsur-unsur tradisional Amerika dan unsur-unsur yang berasal dari idiom dalam media massa koran ataupun komik, seperti teknik pewarnaan datar/blok, pemakaian outline pada gambar dan photo montage. Unsur sisi tradisional pada Pop Art, menurut Adityawan (1999),  adalah tipe huruf, ornamen- ornamen etnik, dan semangat mengangkat kembali gaya Art Deco, Art Nouveau. Desain-desain Pop Art ini dipakai sebagai media ekspresi dari gerakan-gerakan protes sosial seperti lingkungan hidup, anti perang Vietnam, persamaan gender, anti kemapanan, dan musik rock (alternatif). Salah satu gaya yang terkenal dari Pop Art adalah psychedelic art, yang menurut Meggs (1992) gaya ini dikaitkan dengan persepsi kecanduan obat-obatan psikotropika. Kebanyakan para pedesain komunikasi visual memakai gaya ini karena tuntutan klien grup musik rock dan promotor pertunjukan panggung. Esensi visualisasinya adalah taburan kilau warna-warni cahaya pada stage beserta penyanyi dan penari latarnya.

Secara visual ciri psychedelic art adalah penggunaan warna terang, cerah dan kombinasi warna komplementer (misalnya hijau dan merah, atau oranye dan ungu), memakai garis dan bentuk yang lentur sehingga gambar menjadi tidak realis, atau kurang jelas, tipografi kehilangan legibilitasnya karena bentuk yang melengkung berirama. Foto ditampilkan dengan kontras tinggi, hitam putih atau mengikuti warna komplementer yang dipakai . Awal retro pada psychedelic art adalah dengan meretrospeksi Art Deco dan Art Nouveau menjadi bentuk yang retrogesif atau bersifat mundur, karena pemaknaan pada desain yang merujuk pada budaya madat. Namun pada gaya desain kontemporer yang dipakai saat ini, justeru retro gaya psychedelic dipakai untuk merujuk atmosfir era 60-an tanpa mengkaitkan dengan asumsi madat, musik rock, budaya anti, dan konotasi negatif lainnya. Ini sekaligus menjadi ‘kenangan kembali’ yang merevaluasi/mereformasi nilai psychedelic menjadi lebih ‘beradab’. Tetapi sebagai diskursus penanda, gaya retro psychedelic kontemporer menjadi sekedar mengungkapkan kembali kenangan ‘pandang balik’ belaka tanpa makna transenden, serta menjadi bagian dari konsep ‘suka-suka’ belaka. Akhirnya, retro pada era kontemporer sangat mungkin tidak sekedar menjadi alternatif rujukan bagi penciptaan gagasan baru, namun menjadi sebuah konsep yang transformatif -yang berubah-ubah bentuknya-; retro menjadi sesuatu yang sifatnya sementara, tak sempurna, dan dapat dikaji ulang, diperbaiki, bahkan ‘dirusak’ lagi makna filosofisnya.
Retro yang dipakai sebagai fenomena, media, bahkan wacana dalam diskursus posmodern menjadi model-model aplikasi yang bersifat eksperimental, fleksibel, subtil, tanpa makna dan subjektif, namun menjadi trend, mode, bahkan disukai masyarakat, sama seperti konsep Studio Alchimia yang menerapkan hal tersebut sebagai wujud revivalism dalam desainnya.
Retro memberikan fenomena alternatif dalam pendekatan desain komunikasi visual. Sebagai gaya romantik, retro tidak hanya sekedar mengambil masa lalu untuk menghadirkan kembali kenangan, namun dapat didefinisikan menjadi beragam makna, memberi definisi baru, menunjukkan nilai baru dengan memperbaiki, memulihkan, bahkan bersifat mundur, ‘merusak’ dan membengkok dari konsep semula. Retro menjadi diskursus postmodern karena dianggap bagian dari kitsch, pastiche, parodi, dan camp yang masing-masing mencari definisinya pada retro dengan berbagai tinjauan konseptualnya karena fenomena retro makin menunjukkan sebagai wacana yang tak berbentuk, dan tiada bermakna sebagaimana konsep posmodern ‘form follow fun’. Pada diskursus era tersebut, function yang semula diusung oleh model atau petanda pada era sebelumnya menjadi bernilai ambigu ketika mengalami retro. Dengan kondisi itu pula, masing-masing subjek ataupun objek yang ‘berkomunikasi’ menggunakan retro, menemukan katarsisnya tanpa merasa bertanggung jawab atas konsep nilai atau kontribusi yang diusungnya sebagaimana contoh iklan pewangi pakaian yang mengangkat retro gaya psychedelic. Ketika ‘konsep’ dan ‘telaah’ psychedelic dipakai sebagai acuan untuk mengkritisi/menemukan ‘nilai’ dan ‘makna’ iklan tersebut, menjadi sebuah hal yang sulit, sebab nilai yang dipakai adalah kebaruan, dan semangat yang dipakai adalah simulasi budaya konsumen, dan konsep komunikasinya mengacu pada trend dan model yang tengah disukai tanpa perlu mencari makna filosofis bagi pendekatan retro tersebut. Inilah yang terjadi pada retro di masa kontemporer.

viewed : www.dgi-indonesia.com

Minggu, 03 April 2011

Filosofi Hujan "surat hati dari milyaran tetes hujan.."

  
:..Aku selalu bahagia saat hujan turun, karna aku dapat mengenangmu untukku sendiri.."

Sepenggal lagu diatas menemaniku menulis dikala hujan turun. Menulis apa yang lebih bermakna dari sekedar hujan, Menulis kata yang lebih bervolume dari pada hujan. Mendendangkan apa yang lebih dahsyat mengalun daripada alunan hujan. Menorehkan surat hati dari milyaran tetes hujan..

Errghh, ngelantur berlebihan dapat menyebabkan tulang anda cepat keropos (menurut dr.Nevykiani) :p

Apa sih hujan itu?
-Ciptaan Allah bu!
-Tetesan air dari atap bu! (--")
-Air yang turun dari langit bu!
-Awan yang mencair bu! (es?)
-Yang suka bikin banjir T.T (mangkannya jangan buang sampah sembarangan!)
-Suka bikin aku pilek (yes, same  w/ me :p)
yang pasti setiap orang punya banyak kata kata untuk hujan. yang jelas menurut internet yang aku baca, adalah :

Hujan..sebuah fenomena alam yang ajaib dari Sang Pencipta. berawal dari penguapan segala jenis air dari bumi, air sungai, air laut, air jamban, air comberan, air liur, bahkan keringat manusia yang ter epavorasi dan naik ke langit tinggi berkat bantuan matahari. Diatas dia mengalami pemadatan membentuk awan, yang lagi lagi karena dibantu ,kali ini oleh angin, dapat bergerak.Lama kelamaan awanpun membesar, bertemu aliran suhu dingin di atmosfer atas. Semakin berat, tidak mampu tertopang lagi sehingga akhirnya turun menjadi tetes tetes hujan…

____________________________________________________________

Lebih dalam lagi hujan yang menghujani hati Indonesia

Indonesia, negara yang menurut penulis super besar, dengan jumlah pulau belasan ribu, dan jumlah penduduk keempat terbesar ( menurut sensus 2000), dan kekayaan alam yang tak ternilai, semua ada,ya, semua…minyak?ada, gas alam?ada. tumbuhan langka?banyak, rempahrempah?berlimpah, logam mulia?banyak. Sungguh suatu anugrah yang tak ternilai dari Sang Pencipta

Mungkin sudah sangat banyak orang yang mencoba menulis dan menganalisis posisi Indonesia saat ini, di mata dunia dan di mata rakyatnya sendiri.Oleh karena itu penulis tidak akan coba menganalisis lagi,cukuplah karya orang banyak itu. Disini penulis hanya ingin memberi sedikit perenungan, atau lebih simple nya topik bahasan.

Mau dibawa kemana bangsa kita yang sangat kaya ini?
Apakah karena terlalu berat kandungan yang dikandung bangsa kita sehingga ia jatuh?ataukah karena terlalu banyak ragam macam penghuninya yang sulit untuk disatupadukan dalam bingkai ke Bhineka tunggal ika -an? saya menangkap bukan itu.Yang perlu kita semua, 230 jutaan rakyat Indonesia punyai adalah rasa memiliki. Apakah kita sudah merasa turut memiliki NKRI ini? seperti seorang pemilik barang yang merasa memiliki suatu barang, maka ia akan mencintainya dan menjaganya sebaik mungkin. Sadarkah kita bahwa dunia belum akan berakhir di zaman kita ?( meski kiamat tiada yang tahu).masih ada anak,cucu,buyut,cicit sampai ntah apa lagi namanya yang perlu untuk memiliki Indonesia ini juga, perlu untuk mengenal Indonesia,perlu untuk mencintai Indonesia sebagaimana kita mencintainya saat ini

Sadarlah saudara..masih ada waktu untuk memperbaikinya. Asal kita mau.Mau untuk merubah “hukum” yang berlaku di negara ini. “hukum” korupsi,”hukum” melanggar peraturan, “hukum” birokrasi yang bertele tele, “hukum” apatisme. Mari coba beri effort untuk perubahan. meski satu orang hanya memberi dampak terhadap perubahan sebanyak sepermilyar, maka 230 orang akan berdampak 230jutapermilyar. Lumayan untuk langkah awal…
Ubahlah “hukum” menjadi penegakan hukum.
Maukah anda semua, saudaraku sebangsa dan setanah air?
maukah anda bertekad untuk hidup bersih demi pemulihan bangsa ini?
maukah anda hidup sesuai fungsi anda, ekonom menjadi seorang ekonom, politikus menjadi politikus bukan poli tikus, tanaga ahli menjadi tenaga ahli yang benar2 tenaga ahli?
maukah anda mendoakan bangsa ini?
maukah anda menjadi setetes air hujan yang menyegarkan kekeringan dan kegersangan yang melanda?
akhir kata..penulis doakan semoga bermunculan tetes tetes air hujan kepada bangsa ini, bukan hujan air mata, tapi hujan air segar, hujan air perubahan, untuk Indonseia yang lebih baik. AMIN..
____________________________________________________________ 

Hujan, ga tau kenapa aku suka ngeliatin air hujan yang saling susul. Lucu, suka nge ibaratin aja kalau itu kita, tertib tapi cepat :). hemm hujan kadang kadang ngingetin aku sama seseorang yang lebih bermakna dari sekedar hujan. Hujan bisa bawa pikiran melayang ke beberapa kotak memori yang ada sebelumnya (ceileh).. Hujan juga bisa bikin aku berimajinasi tentang mimpiku yang someday, aku bakal raih itu semua (hihi, amin). Ahh hujan, jadilah penyegar jiwaku, jadilah sesuatu yang datang untuk mententramkan hati. Secangkir mocca hangat selalu menjadi jembatan antara hujan dan hatiku. Aku suka Hujan :*

dari hati :D :*